Kenapa Kotak Permen?

Hallo, kenalkan, saya Lutfi Retno Wahyudyanti. Pemilik blog KotakPermen. Saya lebih suka menyebut diri saya sebagai tukang dongeng. Secara formal saya bekerja di sebuah jaringan LSM. Di luar itu saya aktif menulis, memoto, dan membuat film dokumenter.
Kembali ke KotakPermen, saya memilih nama ini karena saya percaya bahwa hidup itu penuh dengan warna. Apapun bentuk, dan rasanya, permen selalu manis. Saya harap, hidup saya dan para pembaca bisa seperti permen.
Selain mendokumentasikan sesuatu, saya penyuka perjalanan. Saya percaya kalau sesekali orang perlu pergi ke tempat baru dan bertemu dengan orang asing untuk tahu jika dirinya beruntung. Kalimat tadi yang saya jadikan moto di novel perjalanan saya: Para Pemuja Matahari. Catatan perjalanan lain saya juga bisa di baca di www.kotakpermen.com

Tulisan di blog ini akan selalu diperbaharui tiap hari Senin dan Kamis. Temanya seputar hal-hal yang saya lihat, dengar, dan rasakan. Saya harap, apa yang saya tuliskan di sini berguna untuk orang yang mengalami hal yang sama. Silahkan bagikan blog ini di media sosial seperti facebook dan twitter, jika rekan beranggapan tulisan tersebut berguna untuk orang lain.

Apabila ingin ngobrol lebih lanjut, hubungi saya di Lrwahyudyanti[at]yahoo[dot]com atau @lutfiretno

Salam dan semoga hari ini indah 🙂

Lutfi Retno Wahyudyanti

65 komentar di “Kenapa Kotak Permen?

  1. Kamu cukup produktif banget yach kalau nulis, salut aku lho.

    Tapi dalam hidup itu enggak selamanya lho manis, terkadang kita juga harus menghadapi yang pahit, getir, dll. Jadi kamu juga harus siap menghadapi itu semua dan bila itu terjadi tidak akan menghambatmu dalam menulis dan berkreatifitas.

    Tetap semangat dan lihat sekelilingmu yang dapat dijadikan obyek tulisan.

  2. Salam.

    Ati-ati, kebanyakan permen gak baik juga lho.

    Aku pernah dapet nasehat, kebanyakan ngeblog juga ngak baik. Seperti cerita seorang pembicara, dia punya tugas setiap meinggu untuk memberi ceramah, tapi dia selalu meninggalkan satu minggu dalam sebulan untuk mendengarkan ceramah orang lain.

    Artinya,
    ada saat menulis dan ada saat membaca.
    Ada saat berbicara dan ada saat mendengar.

    Saran untuk blog ini,
    1.tambahi dengan widget
    2. ikut komunitas blog
    3. rajin memberi komentar di blog lain

    Salam.

  3. woi mbak eno, ganti warna hijaunya.. silau banget di latopkuuuu… warna textnya juga kurang tajam, kadang2 bikin ngantuk, apalagi seorang nobita kayak aku.. sekarang coba di desain tema blognya.. less is more (bener g?)

  4. Mbak Retno…

    salam kenal ya… Dan matur nuwun sudah bersedia mampir ke “dapur cerita”… Monggo lho dipersilahken kalau mau sama-sama mengembangkan diri dalam dunia tulis menulis… Beberapa team penulis “dapur cerita” juga berada di Yogyakarta. Monggo tinggal pilih… Jangan lupa bawain kami permen…

    rudi utomo (dapur cerita)

  5. Weeeeehhhh
    Thanks ya pie, kamu memberitahukan blogmu kepadaku haha…so make me a complete literature about location…ditunggu kabar dan beritamu

  6. Terima Kasih udah comment di blog saya ya …. ini kunjungan balik …. nulis terus ya ….. oh iya … blog kamu saya feed ya ke blog suka jalan …..

  7. Terima Kasih udah comment di blog saya ya …. ini kunjungan balik …. nulis terus ya ….. oh iya … blog kamu saya feed ya ke blog suka jalan ….. dan jangan lupa kunjungi lagi ya blog suka jalan

  8. Saya suka perumpamaan Kotak Permen yang Luthfi Retno pakai …
    Ya … menggambarkan semangat untuk “memaniskan” dan “mewarnai” dunia …

    Salam kenal saya
    Terima kasih telah datang ke tempat saya

  9. Wow, senang sekali berkunjung dan membaca-baca di blog ini, asyik karena banyak tulisannya memang menarik dan seger. Makasih ya, Mbak, telah berbagai. Salam kenal dan selamat terus berkarya…

Tinggalkan Balasan ke Lutfi Retno Wahyudyanti Batalkan balasan